Selasa, 21 Oktober 2014

Perkiraan Cuaca Tasikmalaya 22 October 2014 hingga 23 October 2014

Perkiraan Cuaca Tasikmalaya 22 October 2014  hingga 23 October 2014

Cuaca :Hujan Ringan
suhu : 22 - 32 (°C)  
Kelembaban : 54 - 93%  
Kecepatan Angin : 20 (km/jam)  
Arah Angin : Tenggara

Perkiraan Cuaca Ciamis 22 October 2014 hingga 23 October 2014

Perkiraan Cuaca Ciamis 22 October 2014  hingga 23 October 2014

Cuaca :Hujan Ringan
suhu : 22 - 23(°C)  
Kelembaban : 53 - 94%  
Kecepatan Angin : 20 (km/jam)  
Arah Angin : Tenggara

Perkiraan Cuaca Ciamis Tanggal 22 Oktober 2014

Rabu, 22 Oktober 2014 di Ciamis cuaca pola akan sama:
pagi-pagi suhu udara turun menjadi +21...+23°C, Titik embun: +21,24°C; rasio suhu, kecepatan angin dan kelembaban: . Agak tidak nyaman bagi kebanyakan orang di tepi atas; . Di beberapa tempat akan sedikit hujan, Dianjurkan untuk membawa payung, . Angin Sedikit tenang bertiup dari selatan dengan kecepatan 0-7 . Km/jam, langit mendung; direkomendasikan pakaian:
sandal terbuka, sepatu, sandal tertutup, sneakers cahaya, sandal jepit, kaus kaki, kaus kaki panjang, celana ketat, celana pendek, rok, celana olahraga, celana, dress mudah, t-shirt, kemeja lengan pendek, blus; musim astronomi: musim semi;
di sore hari suhu udara menghangat hingga +24...+27°C, Titik embun: +22,79°C; rasio suhu, kecepatan angin dan kelembaban: . Sangat lembab, cukup nyaman; . Di beberapa tempat akan sedikit hujan, Dianjurkan untuk membawa payung, . Angin Sedikit hembusan angin bertiup dari selatan dengan kecepatan 4-11 . Km/jam, langit mendung; pakaian untuk musim: sandal terbuka, sandal jepit, topi, celana pendek, rok, dress mudah, t-shirt; musim astronomi: musim semi;
di malam hari suhu udara turun menjadi +22...+26°C, Titik embun: +21,69°C; rasio suhu, kecepatan angin dan kelembaban: . Agak tidak nyaman bagi kebanyakan orang di tepi atas; . Di beberapa tempat akan sedikit hujan, Dianjurkan untuk membawa payung, . Angin Sedikit hembusan angin bertiup dari selatan dengan kecepatan 4-11 . Km/jam, langit mendung; apa yang akan dipakai: sandal terbuka, sepatu, sandal tertutup, sneakers cahaya, sandal jepit, kaus kaki, kaus kaki panjang, celana ketat, celana pendek, rok, celana olahraga, celana, dress mudah, t-shirt, kemeja lengan pendek, blus; musim astronomi: musim semi;
panjang hari adalah 12:18

Senin, 20 Oktober 2014

Perkiraan Cuaca Tasikmalaya 20 October 2014 hingga 21 October 2014

 Perkiraan Cuaca Tasikmalaya 20 October 2014  hingga 21 October 2014

Cuaca : Cerah Berawan   
suhu : 21 - 23(°C)   
Kelembaban : 52 - 95%   
Kecepatan Angin : 20 (km/jam)   
Arah Angin : Tenggara

Minggu, 19 Oktober 2014

Perkiraan Cuaca Ciamis 20 October 2014 hingga 21 October 2014

Perkiraan Cuaca Ciamis 20 October 2014  hingga 21 October 2014 

Cuaca : Cerah Berawan    
suhu : 22 - 33(°C)    
Kelembaban : 52 - 93%    
Kecepatan Angin : 20 (km/jam)    
Arah Angin : Tenggara

Selasa, 14 Oktober 2014

Wisata Situ Sanghiyang



Wisata Situ Sanghiyang

Objek Wisata Situ Sanghiyang yang berlokasi di Desa Cibalanarik dan Desa Cilolohan  Kecamatan Tanjungjaya, berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Tasikmalaya, dengan luas area sekitar  37 ha. Danau atau Situ Sanghiyang memiliki daya tarik karena airnya yang tak  pernah surut dan alam sekitarnya yang sangat rindang. Selain panorama alam yang indah dilokasi tersebut terdapat situs Prabu Linggawastu yang banyak dikunjungi wisatawan.


Situ Sanghiyang merupakan sebuah objek wisata alam berupa danau yang cukup luas di Desa Cilolohan-Cibalanarik Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya. Objek wisata ini masih terbilang sepi pengunjung di akhir minggu. Oleh karena itu, pengunjung yang sengaja datang ke sini dapat dengan leluasa menikmati pemandangan yang terpampang di hadapannya.

Sebuah prasasti kuno berupa batu ditemukan di sebuah kebun yang diduga situs peninggalan Kerajaan Galuh di Kampung Nangklong, Desa Linggaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Batu yang berdiameter sekitar 1,8 meter itu ditemukan saat melakukan penggalian tanah kebun pada awal Oktober silam.

Di atas batu tersebut terlihat ukiran seperti gambaran sebuah peta dan terdapat tulisan menyerupai angka 0, 1 dan 5. Selain menemukan batu itu, Hasbini sang penemu dan pemilik kebun, menemukan beberapa batu yang berukuran lebih kecil dengan diameter 50 cm dan memiliki motif seperti garis yang menggambarkan perbukitan daerah sekitar.

Zamzam, seorang tokoh pemuda penggerak budaya dan pariwisata Situ Sanghyang, Kabupaten Tasikmalaya, mengharapkan penemuan batu yang diduga prasasti kuno tersebut dapat mengungkap sejarah kerajaan dan sejarah keberadaan Situ Sanghyang. Jika terbukti peninggalan bersejarah, tentu ada kaitannya dengan berdirinya sejumlah kerajaan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

Selain itu, menurut Zamzam, prasasti kuno tersebut kemungkinan ada sangkut pautnya dengan sejarah kerajaan yang berada di Situ Sanghyang. Dari cerita lisan masyarakat setempat menyebutkan bahwa di kawasan itu pernah berdiri Kerajaan Galuh Sanghyang dan Kerajaan Saung Gentong. Keberadaan temuan batu tersebut hanya sekitar 5 kilometer dari Situ Sanghyang, sebuah danau seluas 16,7 hektar.

Di Situ Sanghyang yang terdapat di Desa Cibalanarik juga terdapat makam kuno. Di sekitar makam kuno ini dapat ditemukan batu pancalikan, yaitu tahta yang terbuat dari batu dan digosok secara halus sampai mengkilap. Tahta ini hanya digunakan pada upacara penobatan. Di atas tahta itu calon raja diberkati oleh pendeta tertinggi. Tempat tahta ini, sesuai tradisi, berada di kabuyutan kerajaan, tidak di dalam istana.

Daya tarik wisata yang ditawarkan adalah Situ/danau, Ziarah ke makam Eyang Lingga Wastu, dengan aktifitas wisata yang dapat dilakukan adalah Berenang, Naik Perahu/Rakit, Camping, Botram, Jogging dan Berziarah. Sarana dan prasarana yang sudah tersedia adalah: Area Parkir, Jalan, Listrik, Air dan Telekomunikasi.

Situ Gede Kota Tasikmalaya

Situ Gede Tasikmalaya




Merupakan obyek wisata yang menawarkan keindahan panorama alam situ dengan hiasan hutan alam yang berada pada sebuah pulau kecil (nusa) yang terletak di tengah situ. Dengan luas keseluruhan sekitar 47 hektar, dan ditengah nusa seluas satu hektar terdapat Makam Eyang Prabudilaya, salah seorang tokoh agama Islam dari Tasikmalaya.
Keberadaan Situ memiliki fungsi sebagai sumber irigasi bagi lahan sawah di sekitarnya. Sementara keberadaanya pun menjadi daya tarik wisata alam yang cukup besar mengingat letaknya yang tidak begitu jauh dari pusat Kota Tasikmalaya, sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan.
Kawasan Situ Gede memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang setiap tahunnya dilengkapi oleh pemerintah. Di antaranya gapura, loket, musola, toilet, jogging track, serta taman. Masyarakat sekitar menjadikan kawasan tersebut sebagai lahan mata pencaharian mereka di antaranya kios-kios, warung nasi yang menawarkan aneka menu ikan khas Situ Gede, penyewaan rakit, penyewaan perahu motor, atau pun sekedar mencari ikan untuk dijual.
Keberadaan Situ Gede pun menawarkan berbagai alternatif wisata, seperti wisata air, wisata ziarah, wisata olahraga, sampai wisata kuliner. Sehingga di lokasi Situ Gede ini masih membutuhkan tangan-tangan investor untuk ikut serta dalam pengembangnnya.
Akan lebih menarik bila di lokasi Situ Gede dibangun tempat penginapan, penyewaan jetsky, restoran yang representatif, kios-kios cinderamata, kawasan outbond, taman bermain, dermaga pemancingan, dan lain-lain. Namun untuk pembangunan di Situ Gede harus tetap mengacu pada master plan yang disusun untuk tetap menjaga kelestarian alam.
Salah satu sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal yang dapat diandalkan untuk pembangunan perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya adalah objek wisata situ gede yang terletak dikelurahan Linggajaya dan Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi.
Situ Gede merupakan sebuah danau seluas 47 Ha dengan kedalaman air antara 1,5 s.d. 6 meter. Ditengah-tengah terdapat sebuah pulau dengan luas 1 Ha, dipulau ini dimakamkan Eyang Prabudilaya yang legendanya berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya, letak situ gede relatif dekat dengan pusat Kota Tasikmalaya, kuang lebih+4 km.
Fasilitas bagi wisatawan adalah gazebo 7 buah, tempat parkir cukup luas, masjid, MCK, rakit, tempat memancing, taman dan camping ground.

Aktivitas para wisatawan yang dapat dilakukan adalah joging, memancing, menjala ikan, mengelilingi pulau dengan rakit, menikmati pemandangan alam dengan nuansa pedesaan yang sejuk dan segar, menikmati bakar dan goreng ikan dikios-kios sekitar objek wisata, serta ziarah ke pulau situ gede.

Curug Dengdeng

Curug Dengdeng


Curug Dengdeng di beri nama karena struktur curug yang bertingkat atau membentuk bedengan. Hulu curug ini  berada di Gunung Raja sedangka hilirnya berada di Sungai Cimedang. Curug ini berada di sungai Cikembang dengan panjang sungai ± 20km dengan lebar sekitar 30m.

Curug Dengdeng memiliki 3 tingkatan curug. Yang pertama tingginya 13 m, yang kedua 11 m dan yang ketiga 9 m. Dari tingkat pertama dapat terlihat aliran Sungai Cikembang dan pemandangan alam yang sangat indah, dimana hamparan sawah dan pohon kelapa yang tersebar dibagian bawah dapat terlihat jelas.  Selanjutnya di tingkat dua, akan terlihat indahnya curug tingkat pertama. Begitu lebar. Kebanyakan orang akan mandi dibawah aliran air curug. Sedangkan di bagian curug yang ketiga akan terlihat curug secara keseluruhan. Curug akan terlihat jelas membentuk bedengan dan memantulkan cahaya matahari. Ada salah satu bagian dari curug, yang dipercaya bila airnya dapat membuat awet muda.

Legenda

Curug Dengdeng menyimpan sebuah sejarah. Pada zaman dahulu kala pernah terjadi pertarungan antara dua orang pangeran di curug ini. Perkelahian tersebut terjadi antara Pangeran Jaya Laksana dan Pangeran jaya Nalangsa. Keduanya mengadu kekuatan atau kesaktian (kanuragan). Siapa yang kalah maka akan terlempar ke bagian bawah curug, sedangkan pemenangnya akan bertahan di bagian atas curug. Selain pernah dijadikan sebagai tempat pertarungan, Curug Dengdeng juga pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian atau markas DI/TII.



    Lokasi

Terletak di Dusun Sangkali, desa Cogreg, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat.

Situs Lingga Yoni

Situs Lingga Yoni 

 
Situs Lingga Yoni terletak di Jl. Blok Gunung Kabuyutan yang secara adinistratif masuk dalam wilayah Blok Wangkelang Kampung Sindanglengo, Sukamaju Kidul, Kecamatan  Indihiang. Situs  yang terletak di daerah bergelombang yang dimanfaatkan sebagai areal perkebunan ini berjarak sekitar 8 km dari pusat Kota Tasikmalaya. Lokasinya yang dekat dengan jalan besar/raya sehingga mudah dijangkau. Secara astronomis terletak pada koordinat: 49 M 0819390 dan UTM 9192758.

Lingga dan Yoni merupakan benda tinggalan budaya masa klasik Hindu-Buddha, sebagai lambang kesuburan dari perwujudan Siva dan Durga dihubungkan dengan pemujaan terhadap Dewi Ibu. Dewa-dewa dalam agama Hindu, khususnya dewa-dewa tertinggi yang digambarkan memiliki kekuatan untuk melakukan “tugas” yang seharusnya. Kekuatan ini disebut šakti dan seringkali diwujudkan sebagai dewi pasangan dewa-dewa tersebut. Dalam aliran Waisnava, Šakti Wisnu diwujudkan sebagai Laksmi. Dalam aliran Saiwa, Sakti Siwa disebut Dewi. Menurut beberapa Kitab Purana, Šakti Siwa atau Dewi memiliki dua aspek santa atau saumnya (tenang) dan aspek kroda atau raudra (dahsyat). Kultus Dewi Ibu menjadi bagian penting pada kebudayaan agraris sekitar 5000-4000 tahun SM. Hal ini muncul dari ketakjuban dan ketidakpahaman akan proses-proses alam, seperti kelahiran. Pada masa ini masyarakat menganggap Dewi Ibu sebagai personifikasi tanah yang melahirkan tanaman yang diperlukan manusia. Kemudian dibuatlah patung-patung wanita dalam sikap jongkok dalam ukuran kecil yang terbuat dari tanah liat dan batu kapur. Pada masa ini Dewi Ibu dipuja bersamaan pasangan laki-lakinya, karena pada prinsipnya dalam proses kelahiran hal tersebut tidak dapat diabaikan. Lambang Dewi Ibu dan pasangannya berupa alat kelamin wanita dan alat kelamin laki-laki.

Lingga Yoni ini berada di puncak bukit Gunung Kabuyutan. Situs ini menempati areal seluas 52.5 m². Pesawahan yang ada di sekitarnya menurut cerita merupakan danau yang di namakan Situ Wangkelang oleh penduduk setempat. Tempat ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan pada masa klasik Hindu-Buddha. Tinggalan di situs ini sebagai berikut : 1. Lingga dan Yoni; 2. Fitur. Posisi Lingga dan Yoni sekarang bergeser sekitar 145 cm dari tempat aslinya. Pergeseran ini terjadi akibat terjatuhnya Lingga-Yoni ke Sungai Ciloseh, kemudian penduduk setempat meletakkannya kembali ke atas bukit tersebut, tetapi tidak tepat di tempat aslinya. Secara keseluruhan berukuran tinggi 82 cm, sedangkan secara terpisah adalah : a. Lingga terbuat dari bahan batu andesit dengan tinggi 45 cm. Bagian atasnya berbentuk silinder dengan diameter 19 cm, bagian tengahnya berbentuk segi delapan, dan bagian bawahnya berbentuk segi empat dengan ukuran 18 cm x 18 cm ; b. Yoni terbuat dari bahan batu cadas dengan tinggi 60 cm. Bagian atas berbentuk tidak beraturan dengan kedalaman dudukan Lingga setinggi 21 cm. Pada bagian tengah terdapat hiasan geometri dan berpelipit. Bagian bawahnya merupakan bagian kaki yang berpelipit dan relatif utuh berbentuk segi empat, dengan ukuran besar pada bagian bawah sekitar 55 cm x 50 cm. Fitur diduga merupakan bekas bangunan percandian, tetapi sudah tidak utuh lagi, yang tampak hanya susunan beberapa batu cadas pada sisi timur dan selatan dengan teras setinggi 50 cm.

Lokasi: Jl. Blok Gunung Kabuyutan, Blok Wangkelang Kampung Sindanglengo, Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Tasikmalaya
Arah:  Sekitar 8 km dari pusat Kota Tasikmalaya

Situs Lingga Yoni