Delapan Korban Masuk ke RS
Dinkes Matangkan Konsep Kantin Sehat
TASIK – Sampai pukul 21.00 Jumat (6/2/2015) delapan anak yang menjadi korban keracunan masal di Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasik dirujuk ke RSUD dr Soekardjo. Mereka butuh penananganan lebih intensip yang tak bisa dilaksanakan tim medis Puskesmas Cigantang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr H Cecep Zaenal Kholis menjelaskan dua di antara delapan korban keracunan yang dirawat di RSUD, kondisinya kini membaik. Demikian dikatakannya usai mengisi acara Pos Ronda Radar TV tadi malam (6/2/2015).
Delapan korban keracunan yang diduga dari jajanan sekolah itu, kata dia, bukan korban baru, karena jumlah korban masih sama dengan satu hari lalu 117 orang.
Sampai tadi malam, penyebab keracunan belum bisa dipastikan mengingat hasil laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bandung. Sebelumnya, orang tua korban, korban dan Dinkes Kota Tasikmalaya menduga para korban keracunan disebabkan saus, fried chicken dan sosis. Makanan itu dijajakan di SDN Cigantang I dan II Mangkubumi.
Dua hari lalu, dr H Cecep mengatakan berkaca dari kasus keracunan masal sebelumnya di Kota Tasikmalaya, makanan berformalin dan rhadomin menyebabkan keracunan.
Tadi malam, Radar menanyakan soal bahayanya formalin dan rhodamin. Dia menjelaskan bahwa dua zat itu untuk pengawet (formalin) dan pewarna (rhodamin). “Ya kalau terlalu sering bisa menyebakan (kanker) keganasan,” terangnya.
Tak ingin kecolongan di kemudian hari –murid-murid mengalami keracunan masal— Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman akan membangun kantin sehat di sekolah-sekolah (Radar, 6/2/2015). Lalu bagaimana progresnya? Dokter H Cecep mengaku sudah menindaklanjuti perintah Wali Kota. Dia telah berkoordinasi denga Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya, terangnya, pihak Dinkes secara teknis akan melakukan pembinaan dan pengawasan saat kantin sehat nanti sudah berjalan. “Kita juga nanti berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam mengawasinya,” terangnya.
Ditanya terkait perbedaannya dengan kantin sekolah biasa, dia menjelaskan dalam kantin sehat pengawasannya akan lebih intensif. Tentunya, makanan dan minuman yang didagangkan merupakan produk higienis. “Misalkan dalam mencuci wadah dengan air keran, bukan air ember yang digunakan berulang,” imbuhnya.
Bumbu Dibawa Polisi
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Noffan Widyayoko SIK, MA melalui Kasat Reskrim AKP Rusdianto mengaku masih menyelidiki kasus keracunan masal itu. Pihaknya mengabil sampel jajanan yang sudah jadi, bahan olahan, bumbu dan sumber air yang digunakan para pedagang. “Ada empat pedagang yang kita periksa,” ungkapnya saat dihubungi.
Sebelum hasil uji terhadap sampel yang telah diambil dan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan merupakan kesalahan pedagang. Hal itu sehubungan dengan waktu mereka berdagang yang sudah lama. “Nanti kan bisa diketahui permasalahannya dimana,” ujarnya. (rga)
bagikan!
Dinkes Matangkan Konsep Kantin Sehat
TASIK – Sampai pukul 21.00 Jumat (6/2/2015) delapan anak yang menjadi korban keracunan masal di Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasik dirujuk ke RSUD dr Soekardjo. Mereka butuh penananganan lebih intensip yang tak bisa dilaksanakan tim medis Puskesmas Cigantang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr H Cecep Zaenal Kholis menjelaskan dua di antara delapan korban keracunan yang dirawat di RSUD, kondisinya kini membaik. Demikian dikatakannya usai mengisi acara Pos Ronda Radar TV tadi malam (6/2/2015).
Delapan korban keracunan yang diduga dari jajanan sekolah itu, kata dia, bukan korban baru, karena jumlah korban masih sama dengan satu hari lalu 117 orang.
Sampai tadi malam, penyebab keracunan belum bisa dipastikan mengingat hasil laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bandung. Sebelumnya, orang tua korban, korban dan Dinkes Kota Tasikmalaya menduga para korban keracunan disebabkan saus, fried chicken dan sosis. Makanan itu dijajakan di SDN Cigantang I dan II Mangkubumi.
Dua hari lalu, dr H Cecep mengatakan berkaca dari kasus keracunan masal sebelumnya di Kota Tasikmalaya, makanan berformalin dan rhadomin menyebabkan keracunan.
Tadi malam, Radar menanyakan soal bahayanya formalin dan rhodamin. Dia menjelaskan bahwa dua zat itu untuk pengawet (formalin) dan pewarna (rhodamin). “Ya kalau terlalu sering bisa menyebakan (kanker) keganasan,” terangnya.
Tak ingin kecolongan di kemudian hari –murid-murid mengalami keracunan masal— Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman akan membangun kantin sehat di sekolah-sekolah (Radar, 6/2/2015). Lalu bagaimana progresnya? Dokter H Cecep mengaku sudah menindaklanjuti perintah Wali Kota. Dia telah berkoordinasi denga Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya, terangnya, pihak Dinkes secara teknis akan melakukan pembinaan dan pengawasan saat kantin sehat nanti sudah berjalan. “Kita juga nanti berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam mengawasinya,” terangnya.
Ditanya terkait perbedaannya dengan kantin sekolah biasa, dia menjelaskan dalam kantin sehat pengawasannya akan lebih intensif. Tentunya, makanan dan minuman yang didagangkan merupakan produk higienis. “Misalkan dalam mencuci wadah dengan air keran, bukan air ember yang digunakan berulang,” imbuhnya.
Bumbu Dibawa Polisi
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Noffan Widyayoko SIK, MA melalui Kasat Reskrim AKP Rusdianto mengaku masih menyelidiki kasus keracunan masal itu. Pihaknya mengabil sampel jajanan yang sudah jadi, bahan olahan, bumbu dan sumber air yang digunakan para pedagang. “Ada empat pedagang yang kita periksa,” ungkapnya saat dihubungi.
Sebelum hasil uji terhadap sampel yang telah diambil dan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan merupakan kesalahan pedagang. Hal itu sehubungan dengan waktu mereka berdagang yang sudah lama. “Nanti kan bisa diketahui permasalahannya dimana,” ujarnya. (rga)
bagikan!
Dinkes Matangkan Konsep Kantin Sehat
TASIK – Sampai pukul 21.00 Jumat (6/2/2015) delapan anak yang menjadi korban keracunan masal di Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasik dirujuk ke RSUD dr Soekardjo. Mereka butuh penananganan lebih intensip yang tak bisa dilaksanakan tim medis Puskesmas Cigantang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr H Cecep Zaenal Kholis menjelaskan dua di antara delapan korban keracunan yang dirawat di RSUD, kondisinya kini membaik. Demikian dikatakannya usai mengisi acara Pos Ronda Radar TV tadi malam (6/2/2015).
Delapan korban keracunan yang diduga dari jajanan sekolah itu, kata dia, bukan korban baru, karena jumlah korban masih sama dengan satu hari lalu 117 orang.
Sampai tadi malam, penyebab keracunan belum bisa dipastikan mengingat hasil laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bandung. Sebelumnya, orang tua korban, korban dan Dinkes Kota Tasikmalaya menduga para korban keracunan disebabkan saus, fried chicken dan sosis. Makanan itu dijajakan di SDN Cigantang I dan II Mangkubumi.
Dua hari lalu, dr H Cecep mengatakan berkaca dari kasus keracunan masal sebelumnya di Kota Tasikmalaya, makanan berformalin dan rhadomin menyebabkan keracunan.
Tadi malam, Radar menanyakan soal bahayanya formalin dan rhodamin. Dia menjelaskan bahwa dua zat itu untuk pengawet (formalin) dan pewarna (rhodamin). “Ya kalau terlalu sering bisa menyebakan (kanker) keganasan,” terangnya.
Tak ingin kecolongan di kemudian hari –murid-murid mengalami keracunan masal— Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman akan membangun kantin sehat di sekolah-sekolah (Radar, 6/2/2015). Lalu bagaimana progresnya? Dokter H Cecep mengaku sudah menindaklanjuti perintah Wali Kota. Dia telah berkoordinasi denga Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya, terangnya, pihak Dinkes secara teknis akan melakukan pembinaan dan pengawasan saat kantin sehat nanti sudah berjalan. “Kita juga nanti berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam mengawasinya,” terangnya.
Ditanya terkait perbedaannya dengan kantin sekolah biasa, dia menjelaskan dalam kantin sehat pengawasannya akan lebih intensif. Tentunya, makanan dan minuman yang didagangkan merupakan produk higienis. “Misalkan dalam mencuci wadah dengan air keran, bukan air ember yang digunakan berulang,” imbuhnya.
Bumbu Dibawa Polisi
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Noffan Widyayoko SIK, MA melalui Kasat Reskrim AKP Rusdianto mengaku masih menyelidiki kasus keracunan masal itu. Pihaknya mengabil sampel jajanan yang sudah jadi, bahan olahan, bumbu dan sumber air yang digunakan para pedagang. “Ada empat pedagang yang kita periksa,” ungkapnya saat dihubungi.
Sebelum hasil uji terhadap sampel yang telah diambil dan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan merupakan kesalahan pedagang. Hal itu sehubungan dengan waktu mereka berdagang yang sudah lama. “Nanti kan bisa diketahui permasalahannya dimana,” ujarnya. (rga)
bagikan! Dinkes Matangkan Konsep Kantin Sehat
TASIK – Sampai pukul 21.00 Jumat (6/2/2015) delapan anak yang menjadi korban keracunan masal di Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasik dirujuk ke RSUD dr Soekardjo. Mereka butuh penananganan lebih intensip yang tak bisa dilaksanakan tim medis Puskesmas Cigantang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr H Cecep Zaenal Kholis menjelaskan dua di antara delapan korban keracunan yang dirawat di RSUD, kondisinya kini membaik. Demikian dikatakannya usai mengisi acara Pos Ronda Radar TV tadi malam (6/2/2015).
Delapan korban keracunan yang diduga dari jajanan sekolah itu, kata dia, bukan korban baru, karena jumlah korban masih sama dengan satu hari lalu 117 orang.
Sampai tadi malam, penyebab keracunan belum bisa dipastikan mengingat hasil laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bandung. Sebelumnya, orang tua korban, korban dan Dinkes Kota Tasikmalaya menduga para korban keracunan disebabkan saus, fried chicken dan sosis. Makanan itu dijajakan di SDN Cigantang I dan II Mangkubumi.
Dua hari lalu, dr H Cecep mengatakan berkaca dari kasus keracunan masal sebelumnya di Kota Tasikmalaya, makanan berformalin dan rhadomin menyebabkan keracunan.
Tadi malam, Radar menanyakan soal bahayanya formalin dan rhodamin. Dia menjelaskan bahwa dua zat itu untuk pengawet (formalin) dan pewarna (rhodamin). “Ya kalau terlalu sering bisa menyebakan (kanker) keganasan,” terangnya.
Tak ingin kecolongan di kemudian hari –murid-murid mengalami keracunan masal— Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman akan membangun kantin sehat di sekolah-sekolah (Radar, 6/2/2015). Lalu bagaimana progresnya? Dokter H Cecep mengaku sudah menindaklanjuti perintah Wali Kota. Dia telah berkoordinasi denga Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya, terangnya, pihak Dinkes secara teknis akan melakukan pembinaan dan pengawasan saat kantin sehat nanti sudah berjalan. “Kita juga nanti berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam mengawasinya,” terangnya.
Ditanya terkait perbedaannya dengan kantin sekolah biasa, dia menjelaskan dalam kantin sehat pengawasannya akan lebih intensif. Tentunya, makanan dan minuman yang didagangkan merupakan produk higienis. “Misalkan dalam mencuci wadah dengan air keran, bukan air ember yang digunakan berulang,” imbuhnya.
Bumbu Dibawa Polisi
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Noffan Widyayoko SIK, MA melalui Kasat Reskrim AKP Rusdianto mengaku masih menyelidiki kasus keracunan masal itu. Pihaknya mengabil sampel jajanan yang sudah jadi, bahan olahan, bumbu dan sumber air yang digunakan para pedagang. “Ada empat pedagang yang kita periksa,” ungkapnya saat dihubungi.
Sebelum hasil uji terhadap sampel yang telah diambil dan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan merupakan kesalahan pedagang. Hal itu sehubungan dengan waktu mereka berdagang yang sudah lama. “Nanti kan bisa diketahui permasalahannya dimana,” ujarnya. (rga)
bagikan!
www.radartasikmalaya.com
0 komentar:
Posting Komentar