Desa Pusparaja Tasikmalaya Terancam Terisolir Karena Longsor
CIGALONTANG – Desa Pusparaja Kecamatan Cigalontang terancam terisolir. Pasalnya, jalan di Kampung Tanjung amblas tergerus longsor, Senin (29/12/2014) pukul 16.00. Kedalaman longsor mencapai 22 meter menyisakan jalan selebar satu meter.
Kapolsek Cigalontang AKP Idan Wahyudin mengatakan jalan di Kampung Tanjung itu, kini cukup membahayakan jika dilalui kendaraan. Pasalnya, dari waktu ke waktu, jalan tersebut retak-retak akibat kontur tanahnya labil. Namun, para pengendara memaksakan diri melintas jalan yang hanya tersisa satu meter itu.
“Motor yang melintas terkesan dipaksakan. Dan kebanyakan masyarakat berjalan kaki karena takut ambruk,” ungkapnya kepada Radar, kemarin (30/12/2014).
Masyarakat setempat, terang dia, sudah memagar sisi jalan yang longsor dengan bambu. Upaya tersebut untuk mencegah para pengendara terperosok ke jurang yang cukup dalam.
Jalan Kampung Tanjung, kata Idan, merupakan akses satu-satunya yang menghubungkan Desa Pusparaja dengan Puspamukti. Tidak ada jalan alternatif lain yang bisa dilalui kendaraan. Jika jalan tersebut terputus, maka Desa Pusparaja akan terisolir.
Selain di Kecamatan Cigalontang, longsor juga terjadi di Desa Tanjungsari Kecamatan Salawu. Beberapa rumah di Kampung Cinehel, Cibiru dan Cikadu itu rengat, sedangkan puluhan tempat tinggal lainnya terancam longsor susulan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya H Kundang Sodikin mengatakan bencana pergerakan tanah di Kampung Cinehel RT 17 RW 04 itu mengancam keselamatan jiwa penduduk sebanyak 206 orang atau 57 unit rumah. “Semuanya kerusakan ringan. Sedangkan satu diantaranya mengalami retakan sekitar 2 cm,” bebernya kepada Radar kemarin.
Sementara, di Kampung Cibiru RT 21 RW 05 sawah seluas satu hektare retak-retak dan satu rumah terancam longsor. Di Kampung Cikadu RT 26 RW 06 tanah sepanjang 150 meter juga retak. Akibatnya 18 rumah yang dihuni 18 kepala keluarga atau 74 jiwa terancam rusak.
Kapolsek Cigalontang AKP Idan Wahyudin mengatakan jalan di Kampung Tanjung itu, kini cukup membahayakan jika dilalui kendaraan. Pasalnya, dari waktu ke waktu, jalan tersebut retak-retak akibat kontur tanahnya labil. Namun, para pengendara memaksakan diri melintas jalan yang hanya tersisa satu meter itu.
“Motor yang melintas terkesan dipaksakan. Dan kebanyakan masyarakat berjalan kaki karena takut ambruk,” ungkapnya kepada Radar, kemarin (30/12/2014).
Masyarakat setempat, terang dia, sudah memagar sisi jalan yang longsor dengan bambu. Upaya tersebut untuk mencegah para pengendara terperosok ke jurang yang cukup dalam.
Jalan Kampung Tanjung, kata Idan, merupakan akses satu-satunya yang menghubungkan Desa Pusparaja dengan Puspamukti. Tidak ada jalan alternatif lain yang bisa dilalui kendaraan. Jika jalan tersebut terputus, maka Desa Pusparaja akan terisolir.
Selain di Kecamatan Cigalontang, longsor juga terjadi di Desa Tanjungsari Kecamatan Salawu. Beberapa rumah di Kampung Cinehel, Cibiru dan Cikadu itu rengat, sedangkan puluhan tempat tinggal lainnya terancam longsor susulan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya H Kundang Sodikin mengatakan bencana pergerakan tanah di Kampung Cinehel RT 17 RW 04 itu mengancam keselamatan jiwa penduduk sebanyak 206 orang atau 57 unit rumah. “Semuanya kerusakan ringan. Sedangkan satu diantaranya mengalami retakan sekitar 2 cm,” bebernya kepada Radar kemarin.
Sementara, di Kampung Cibiru RT 21 RW 05 sawah seluas satu hektare retak-retak dan satu rumah terancam longsor. Di Kampung Cikadu RT 26 RW 06 tanah sepanjang 150 meter juga retak. Akibatnya 18 rumah yang dihuni 18 kepala keluarga atau 74 jiwa terancam rusak.